'Amin' Islam, Kristian dan Yahudi
AMIN: Kajian Lanjut
Pengucapan amin sudah menjadi sebahagian yang tidak terpisahkan dari keseharian umat Islam. Setelah membaca surat al-Fatihah menyebut amin, setiap kali selesai berdoa menyebut amin, kalau ada seseorang yang mendoakan pun oleh yang didoakan disahut dengan kata amin.
Pengucapan amin di dalam tradisi Islam didasarkan pada sebuah hadits yang berasal dari Abu Hurairah (klik) (klik).
Hadits tersebut menyuruh umat Islam agar mengucapkan amin begitu imam shalat selesai membaca surat al-Fatihah. Ada yang mengatakan, sahutan amin-nya yang beriringan dengan sahutan amin malaikat, maka dosa-dosanya yang lalu akan dihapuskan.
Amin selepas Fatihah
Perintah untuk menyebut amin di akhir doa tidak ditemukan di dalam al-Qur’an. Alih-alih menyebut amin. Kitab yang dibawa oleh Nabi Muhammad itu memaparkan kepada kita sebuah penutup doa para ahli surga. Penutup doa mereka yang telah berada di dalam keridhaan Allah itu adalah Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin.
“…Dan akhir seruan mereka: ‘Segala puji bagi Allah, Pemelihara semesta alam’.” (10:10)
Begitu pula dengan ucapan para malaikat, tidak ada keterangan al-Qur’an yang mengesahkan bahwa para malaikat mengucapkan amin. Kalimat yang diucapkan oleh para malaikat di sisi Allah tidak lain dari Alhamdulillahirabbil‘aalamiin juga.
”Dan kamu akan melihat para malaikat mengelilingi Arasy dengan melafaz sanjungan Rabb mereka; dan dengan adil perkara diputuskan antara mereka; dan dikatakan,’Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam’.” (39:75)
Menilik tradisi agama-agama yang sudah lebih dahulu ada, sahutan amin/amen yang diajarkan oleh Abu Hurairah ini menemukan sumbernya di dalam Bible.
Hallelujah Amen - Christian Song
Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan:“Amin, amin!”, … (Neh. 8:7) (klik)
Bila anda pernah mendengar sahutan amen/amin dalam acara kebaktian gereja dan lalu membandingkannya dengan sahutan amin dalam shalat berjamaah, memang terasa kesamaan gaya sahutannya. Kata amin/amen (klik) disuarakan dengan nada yang khas secara serentak sehingga menimbulkan gema yang cukup dalam dan panjang.
Catholic Encyclopedia vol. 1 1907 menyebutkan bahwa kata amen/amin sebagaimana yang digunakan pada acara kebaktian di gereja adalah berasal dari bahasa Ibrani (Yahudi).
“The word Amen is one of a small number of Hebrew words which have been imported unchanged into the liturgy of the Church ... 'So frequent was this Hebrew word in the mouth of Our Saviour', observes the catechism of the Council of Trent, "that it pleased the Holy Ghost to have it perpetuated in the Church of God.”
Amen, atau oleh orang Arab dan Melayu disebut amin, secara harfiah bererti "dipercayai". Dalam penggunaannya kemudian, kata amen / amin digunakan untuk mengekspresikan harapan terkabulnya permintaan. Ekspresi tersebut sama dengan ungkapan "mudah-mudahan".
Dengan berpandukan pada makna ungkapan amen / amin yang lebih kurang diertikan "mudah-mudahan", umat Islam tidak merasa ada masalah untuk mengucapkannya walaupun ia tidak diajar di dalam al-Quran.
Berhubung sebutan amen / amin yang tidak pernah diajarkan Allah ini biasa digunakan di dalam solat mahupun doa, maka saya mengajak anda untuk bersikap lebih kritis dan berhati-hati dalam persoalan ini. Benarkah amen / amin hanya sebuah ungkapan yang bererti mudah-mudahan?
Bila kita memeriksa Bible, maka akan kita ketemukan bahawa sesungguhnya amen / amin bukanlah sekadar sebuah ungkapan. Amen / amin adalah sebuah nama!
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaah di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah" (Why. 3:14) (klik)
Salah satu anggapan yang popular di kalangan umat Kristian, disedari atau tidak, juga dengan jelas telah melayan amen / amin sebagai sebuah nama.
"We ask this in Thy Name, Amen"
"We praise Thy Name, Amen"
"We ask this in the Name which is above every Name, Amen"
"Praise the Lord" - with the communal response: Amen " (klik)
Nama amen / amin sebagaimana yang digemakan oleh umat Islam, Kristian, dan Yahudi di masjid-masjid, gereja-gereja, dan sinagog-sinagog sinonim dengan ungkapan Aum (dibaca: Om) yang digunakan oleh umat Hindu dan Buddha di dalam doa dan ibadat mereka.
Amen & Israel - Where does these words come from? EXPOSED
Di dalam Maitri Upanishad (klik) (klik) (klik) dikatakan bahawa Aum adalah suara pertama di alam semesta. Pernyataan di dalam Maitri Upanishad tersebut selaras dengan pasal Bible yang mengatakan bahawa yang pertama ada adalah "kata".
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yoh. 1:1) (klik)
Pada terjemahan Bible berbahasa Inggeris versi King James, frasa "pada mulanya adalah Firman" pada pasal di atas berbunyi "In the beginning was the Word". Pada mulanya adalah kata.
Sebagaimana yang telah dimaklumkan oleh Bible bab Wahyu pasal 3:14, "kata" yang didakwa sebagai permulaan ciptaan Tuhan bahkan sebagai Tuhan itu sendiri adalah amen / amin / aum.
Kita sudah mengetahui bahawa amen / amin / aum adalah sebuah nama. Tapi, nama siapa?
Columbia Encyclopedia, 6th Edition 2001 memaklumkan bahawa Amen adalah salah satu trinitas dewa berhala bangsa Mesir kuno. Amen sempat menjadi dewa yang paling berkuasa di Mesir dan kedudukannya diidentitikan sebagai dewa Zeus bangsa Yunani.
"Amun or Amen, Egyptian deity. He was originally the chief god of Thebes; he and his wife Mut and their son Khensu were the divine Theban triad of deities. Amon grew increasingly important in Egypt, and eventually he (identified as Amon Ra; see Ra) became the supreme deity. He was identified with the Greek Zeus (the Roman Jupiter).
Amon 's most celebrated shrine was at Siwa in the Libyan desert; the oracle of Siva later rivaled those of Delphi and Dodona. He is frequently represented as a ram or as a human with a ram 's head. "
Proses penyerapan nama berhala Mesir purba ke dalam bahasa Ibrani (Yahudi) tentunya berlangsung ketika bangsa Yahudi menjadi budak raja-raja Mesir pada era dinasti ke XVIII dan dinasti ke XIX "Kerajaan Baru" sekitar tahun 1570 SM sampai dengan 1225 SM. Pada tempoh itu dewa utama bangsa Mesir adalah Amen, yang kemudian seiring dengan pengaruhnya yang semakin besar digelar sebagai dewa matahari ("Ra").
AMEN in islam christianity and judaism
Merujuk kepada al-Quran, kita mengetahui bahawa raja-raja Mesir (para Firaun) memang menanamkan keyakinan bahawa diri mereka adalah Tuhan. Tidak menghairankan kalau kemudian kita mendapati adanya usaha untuk meletakkan amen / amin / aum ini sebagai entiti "Tuhan" dengan misalnya menganggap bahawa ia adalah awal mula segala sesuatu.
"Dan Firaun berkata, 'Wahai pembesar-pembesar, aku tidak mengetahui bahawa kamu mempunyai Tuhan selain dari aku'!" (28:38)
Meskipun pada akhirnya kaum Yahudi dibebaskan di bawah pimpinan Nabi Musa, kecenderungan mereka pada patung berhala masih sangat kental. Kecenderungan tersebut menjelaskan mengapa nama berhala Mesir masih tetap lekat pada lidah mereka.
"Dan Kami bawa Bani Israil menyeberangi laut, dan mereka datang kepada satu kaum yang bertekun pada patung-patung yang mereka punyai. Berkata, "Wahai Musa, buatkanlah untuk kami satu tuhan seperti tuhan-tuhan yang mereka punyai." Berkatalah dia (Musa), 'Sesungguhnya kamu adalah kaum yang bodoh'. "(7:138)
"Catholic Encyclopedia vol. 1 1907 "yang tadi telah kita kutip menghuraikan pula kaitan antara kata amen / amin yang biasa dilaungkan oleh umat Islam, Kristian, dan Yahudi, dengan mantra-mantra magis bangsa Mesir. Tentunya ini bukan semata kebetulan.
"Finally, we may note that the word Amen occurs not infrequently in early Christian inscriptions, and that it was often introduced into anathemas and Gnostic spells. Moreover, as the Greek letters which form Amen according to their numerical values total 99 (alpha = 1, mu = 40, epsilon = 8, nu = 50), this number often appears in inscriptions, especially of Egyptian origin, and a sort of magical efficacy seems to have been attributed to this symbol. It should be mentioned that the word Amen is still employed in the ritual both of Jews and Mohammedans. "
Aum (dibaca: Om) secara am juga dikenali sebagai sebuah mantra agung yang digemakan berulang-ulang dalam laku spiritual.
"Let him recite the Gayatri Mantra prefixed with the mystic syllable Om, the mother of all the Vedic mantras" (Garuda Purana)
Mereka yang menolak adanya kaitan antara ucapan amen / amin dengan Amen si dewa berhala beralasan bahawa secara semantik ucapan amen / amin mempunyai erti tersendiri iaitu "dipercayai".
Tambahan lagi, mereka mendakwa tidak pernah punya 'nawaitu' untuk menyeru patung batu yang berdiri di kuil Karnak Mesir tersebut dalam doa dan ibadahnya.
Kali ini saya mengajak anda meneliti ayat-ayat al-Quran yang menghuraikan tentang "sesuatu yang diseru selain Allah", dan kemudian membandingkannya dengan hipotesis yang menyatakan bahawa seruan amen / amin ditujukan kepada berhala.
Pertama, sesuatu yang diseru selain Allah itu tidak akan pernah membalas.
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyeru selain dari Allah, yang tidak akan menyahutinya hingga Hari Kiamat ..." (46:5)
Ke dua, mereka yang menyeru kepada sesuatu selain Allah itu tidak menyedari apa yang sesungguhnya mereka sembah.
"... Dan mereka, lalai pada seruan mereka?" (QS 46:5)
Ke tiga, sesuatu yang diseru selain Allah itu berkemungkinan diseru dan nama Allah.
"Dan janganlah menyeru tuhan yang lain berserta Allah, tidak ada Tuhan selain Dia ..." (28:88)
Ke empat, sesuatu yang diseru selain Allah itu berkemungkinan diseru pula di masjid-masjid. "Bahawasanya masjid-masjid adalah kepunyaan Allah, maka janganlah menyeru kepada selain Allah di dalamnya" (QS 72:18)
Kata-kata "menyeru / seruan" pada redaksional ayat-ayat di atas adalah terjemahan dari kata bahasa Arab "tad'u / yad'u" yang masih satu akar dengan kata doa. Terjemahan tersebut lebih tepat berbanding dengan kata "menyembah" sebagaimana yang umumnya kita temui pada terjemahan al-Quran bahasa Indonesia.
PAGAN BIBLE NAMES: Amen
Sekarang anda perhatikan empat kenyataan mengenai "sesuatu yang diseru selain Allah" di atas satu persatu. Kesemuanya sesuai dengan amalan penyebutan amen / amin dalam kehidupan sehari-hari.
(1) Patung amen / amin tidak akan pernah membalas orang-orang yang siang malam memanggilinya;
(2) orang-orang yang memanggil amen / amin tidak sedar kalau yang mereka sembah itu adalah sebuah patung batu;
(3) amen / amin diseru dan nama Allah (Allah di awal doa, amen / amin di akhir doa);
(4) amen / amin diseru pula di dalam masjid-masjid secara teratur setiap hari.
Adanya makna kamus "dipercayai / mudah-mudahan" untuk kata amen / amin ternyata tidak melemahkan hipotesis bahawa seruan amen / amin adalah ditujukan kepada berhala. Malahan kewujudan makna kamus tersebut menjadi salah satu faktor yang melalaikan para penyeru amen / amin dari menyedari apa yang sesungguhnya mereka sembah.
Malangnya, ketiadaan niat tidak dapat menjadi perisai kebenaran di hadapan Allah. Sila baca kembali surat 46:5 di atas, Allah tetap melabel "sesat" walaupun si penyeru tidak menyedari (lalai) terhadap seruannya.
Konsekuensi Musyrik
Apakah selepas ini anda masih akan terus bertekun dengan seruan amen / amin atau tidak adalah sepenuhnya pilihan anda. Namun saya hanya ingin mengingatkan bahawa menyeru sesuatu selain Allah akan menjatuhkan pelakunya kepada kemusyrikan. Sebuah dosa yang
tidak akan diampuni oleh Allah.
"Katakanlah, 'Adakah kamu memikirkan sekutu-sekutu yang kamu seru selain dari Allah? Tunjukkanlah kepadaku apa yang mereka ciptakan di bumi, atau adakah untuk mereka satu sekutu di langit ?'..." (QS 35:40)
Tidak saja di dalam al-Quran, Bible juga mengingatkan hal yang sama untuk menjadi kepedulian bagi umat Kristian yang ingin memurnikan ketaatannya kepada Allah.
Dalam segala hal yang Kufirmankan kepada haruslah kamu berawas-awas; nama allah lain janganlah kamu panggil, janganlah nama itu kedengaran dari mulutmu. (Kel. 23:13) (klik)
Tersembunyi
Teks-teks peninggalan Mesir kuno menuliskan bahawa makna nama Amen diidentitikan dengan "tersembunyi" / "tidak kelihatan". Dalam anggapan pemujaan kepada dewa Amen dikatakan bahawa dia "tersembunyi dari anak-anaknya", dan "tersembunyi dari dewa-dewa dan manusia".
Rupanya tekad Amen untuk menobatkan dirinya sebagai "tuhan yang tersembunyi" cukup berhasil. Ribuan tahun umat dari agama-agama besar dunia memanggil-manggil namanya tanpa pernah mereka sedari. Amen dengan sangat rapi tersembunyi di balik lembaran-lembaran doktrin agama sebagaimana virus komputer membenam di dalam litar hard disk.
Tersanjunglah Allah yang telah menurunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan menjaganya dari segala bentuk penyimpangan. Mereka yang berpegang teguh kepada al-Quran akan terhindar dari menyeru amen / amin kerana hal demikian memang tidak pernah diajarkan di dalamnya.
Umat Islam yang menyeru amen / amin hanyalah mereka yang meninggalkan al-Quran dan menggantikannya dengan kitab hadis. Kitab yang tidak dikenali oleh Nabi Muhammad, mahupun oleh tujuh generasi awal umat Islam.
"... Dan akhir seruan mereka: 'Segala puji bagi Allah, Pemelihara semesta alam'." (QS 10:10)
SALAM .......
From: lanlen09 (klik)
Kiamat tahun 2280?
Seks Dalam Islam (Part 1) (Seks adalah emosi dan keperluan manusia tetapi bukan identiti agama)
Seks Dalam Islam (Part 2) (Seks adalah emosi dan keperluan manusia tetapi bukan identiti agama)
Seks Dalam Islam (Part 3) (Seks adalah emosi dan keperluan manusia tetapi bukan identiti agama)
Seks Dalam Islam (Part 4) (Seks adalah emosi dan keperluan manusia tetapi bukan identiti agama)
Syaitan Dari Golongan Jin Dan Manusia
Syaitan dibelenggu dan dirantai?
(Qareen) Teman yang dipercayai
Bunuh Cicak dengan Lembing
Makan..Makan..Makan..
Ahlul Bait VS Ahlul Quran
Ahlul Bait vs Ahlul Quran -Respon 3
Ahlul Bait vs Ahlul Quran -Respon 5
Quran dicatat di pelepah pohon tamar dan batu? Ye Ke Ni..
Jumlah Ayat Dalam Quran Sebanyak 6666 adalah Karut! Sila Kira Baik-Baik
'Amin' Islam, Kristian dan Yahudi
Siapa Yang Berpuasa?
Benarkah Jodoh, Maut, Rezeki ditangan tuhan?
Allah suka orang yang bersih
Sudahkah anda diuji pada tahun ini?
Kau dan Aku (Part 1)
Pernah terlintas diakal fikiran....
ReplyDeleteApakah hukumnya kita meng'amin'kan sesuatu ayat yang diturunkan olehNya sepertimana kaum2 kafir yahudi menyebut sama ayat amen tersebut....
Wallahualam....
'aminnn...' - perkenankanlah doaku..
ReplyDeleteDari Abu Hurairah ra. berkata :-
ReplyDelete"Sesungguhnya Nabi saw telah naik ke mimbar dan berkata : Amin, Amin, Amin. Seorang bertanya kepada dia : Ya Rasulullah, Apa yang engkau lakukan ini? Baginda menjawab : Telah berkata Jibril kepadaku : Hambanya yang sombong, sempat bersama ibu-bapanya atau salah seorang darinya, tidak akan masuk syurga (kerana kesombongan terhadap mereka), Aku berkata : Amin, kemudian berkata malaikat: hambanya yang sombong apabila masuk Ramadhan tidak akan diampun dosanya (oleh Allah), Maka Aku berkata : Amin. Kemudian malaikat berkata : Seseorang yang sombong dimana nama engkau (Nabi saw) disebut kepadanya akan tetapi dia tidak berselawat kepada engkau, maka aku berkata : Amin."
[Hadith Riwayat al-Bukahri didalam Adabul Mufrad].
tanya lah kepada yang lebih mengetahui sekiranya kamu tidak ketahui..
ReplyDeletejanganlah kerana kejahilan, kita menyesatkan orang lain..
bergurulah dengan orang alim (ulama)
ko anti hadis ke?
ReplyDeletesetuju dengan Ibn Aris...kalo dh xtahu, jgn memandai buat statement cmni...menunjukkan kejahilan anda
ReplyDeleteastaghfirullah. taubat lah.
ReplyDelete1.Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu.Dan dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar,maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikuti nya dalam perkara-perkara kecil.
ReplyDelete2.Ingatlah,bahawa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan.Oleh itu Awasilah agar jangan sekali-kali terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.
3.Sesumgguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara,yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya ,nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya.Itulah Al-QURAN DAN SUNNAHKU.
4.Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku menyampaikan pula kepada orang lain.Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dari ku.Saksikanlah Ya Allah bahawasanya telah aku sampaikan risalah Mu kepada hamba-hamba mu.
9hb Zulhijjah Tahun 10 Hijrah di Lembah Uranah,Gunung Arafah
Ni antara petikan khutbah terakhir Rasulullah.Bace btl2 n phm btl2 especially point ke-3 tu utk uncle hantu ni.moga2 akidah xterbatal!!!
lbh baik diam drp bercakap ikt hawa nafsu n logik akal saje mengenai Islam.kalu nk cite politik merapu kerapu xpela jgk.aritu yg bertikam lidah ngn fadilah kamsah psl hantu pn dh terkedu uncle hantu ni..konon pandai sgt psl islam.ko sorg je kaji islam...ulama lain xleh pkai ..tukar name la oi..bwt malu name syed je ko ni..
mengaku keturunan Rasulullah, tp perangai cmni...toksah lah uncle wei...taubat la..
ReplyDelete"Dan tidaklah harus bagi orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan - apabila Allah dan RasulNya menetapkan keputusan mengenai sesuatu perkara - (tidaklah harus mereka) mempunyai hak memilih ketetapan sendiri mengenai urusan mereka. Dan sesiapa yang tidak taat kepada hukum Allah dan RasulNya maka sesungguhnya ia telah sesat dengan kesesatan yang jelas nyata."
ReplyDelete(al-Ahzab 36)
klu nak buat kajian sendiri pun belajar lah dalam2 dlu. jgn smpai memburuk2 kan periwayat hadis.ilmu diorang berganda2 lbh tinggi dari kau
ReplyDeleteorg lain kaji bertahun2 n beratus2 helai kertas utk menghuraikan utk bwt satu topik,ko bwt research xsmpai pn 1 bln.hebat la ko.aku rs ko ni dpt wahyu dr tuhan ko kot..tuhan ko adl. internet.
ReplyDeleteko ni nabi alaf terbaru la,nabi cyber...untung la ko dh jd nabi skrg..ayah pin ngn ko lbh krg jer...haji kahar pn lbh krg kp jgk cume haji kahar rasul melayu,ko rasul cyber..
sebutan Amin diajarkan oleh Rasulullah. Kamu ni Muslim ke Kapiaq?
ReplyDeleteSalam...
ReplyDeleteMungkin kita telah terlalu lama dengan hadis yang dikatakan peninggalan nabi MOHAMAD ditambah lagi dengan perkataan hadis sahih bagi manusia mempercayai. Padahal di dalam "hadis" yang dikatakan itu banyak percanggahan seperti dalam kitab bible. Mahukah anda mempercayai sesuatu yang di dalamnya banyak percanggahan seperti kitab bible. Al-Quran pula adalah daripada ALLAH dan dijaga oleh Nya kandungannya. Fikirkanlah...janganlah kita menjadi orang yang suka mengikut saja apa yang manusia lain yang buat tanpa memikirkannnya.... Al-Quran itu lengkap...
Assalamualaikum ...aku tak pasti mana yang benar - banyak hadis telah dipesongkan , untuk mendapatkan bukti yang kukuh 1400 tahun yang lalu amatlah banyak versinya , sedangkan cerita yang tak sampai sehari , dah macam-macam versi kita terima . Nabi Muhammad S.A.W telah pun tinggalkan dua perkara : al-Quran dan sunnahnya . better bagi aku first yang nabi junjungan akhir zaman cakap - al-Quran . bukankah ia terpelihara ? fikirkanlah . aku bukan nak menghentam komentar mahupun menyokong pakcik di sini , cuma mencari kebenaran . wallahualam , Assalamualaikum
ReplyDeleteassalamualaikum...wahai penulis entri nih..
ReplyDeletebetul seperti para komentar dekat atas..
jangan sesuka hati memberi jawapan...
kalau tidak mengetahui jawapan sebenar..
kalau sudah ternyata kesesatannya..kenapa cuba nak sesatkan yang lain???
tolong padam entri ni....^___^
kenapa tak gunapakai hadis sekali...macam yang satu komen tu tulis...mengenai hadis Rasulullah menbut amin...yang tu adalah hadis sahih...
para perawi adalah golongan yang menerima dan menyampaikan hadis Rasulullah S.A.W....
hadis yang disampaikan adalah benar..
bukankah perawi ini golongan yang kuat ingatannya...
kenapa anda mempertikaikan hadis yang tenyata sahih?
jangan keluarkan sesuatu hukum yang menyebabkan keimanan anda tergugat...
Sekarang ni banyak orang guna logik akal je....kalau orang yang tak cukup ilmu boleh tersesat beb...
ReplyDeleteKalangan malaikat mengucapkan ‘amin’ ketika seorang imam selesai membaca al-Fatihah
ReplyDeleteRasulullah s.a.w bersabda maksudnya: “Jika seorang imam membaca…(ayat terakhir al-Fatihah sehingga selesai), ucapkanlah oleh kamu ‘aamiin’ kerana sesiapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, dia akan diampuni dosanya yang lalu.” sumber http://tulahan.blogspot.com/2012/02/11-orang-yang-mendapat-doa-malaikat.html
Janganlah kita bodoh sombong, bukankah lebih baik kita merujuk kepada orang alim yang bijak pandai,tak rugi pun, daripada kita membuat tafsiran sendiri dan ingatlahlah janji iblis yang akan menyesatkan anak2 Adam
ReplyDeleteSalam Tuan syed..mendalam maksud penulisan kali ni..bagi yang kurang ilmu pasti dan sangat pasti akan berhujah semula dalam ruangan komentar tuan syed.. akan tetapi apa yang tuan cuba untuk sampaikan tidak semuanya akan sampai maksud dan erti yang cuba tuan nak sampaikan.. masih lagi memerlukan masa dan mencari pengertian yang tersirat..maupun tersurat.. bukan ke tuan syed seringkali memberikan yang tersirat maupun tersurat.. Ikhlas Hamba Allah ..fauzi
ReplyDelete